sebelumnya: Cerita Ngewe Memek Dengan Teman Sekantor – 2…
Rasa puas, nikmat dan sayang menyatu dalam tubuhku, seolah tidak ingin lepas, aku mendekapnya sambil terus memberi kecupan-kecupan pada bibir, pipi dan lehernya. Kemudian aku merebahkan badanku disampingnya. Sambil tersenyum manis sekali, Tia membelai dadaku yang masih terbungkus kaos dan berkata.
Sambil berpegangan di pinggir bak mandi, Tia merespon setiap gerakan aku yang mengentot nya sambil meremas pantatnya yang kenyal. Akhirnya persetubuhan kami itu diakhiri dengan jeritan tertahan dari Tia yang merespon orgasmenya, sementara aku mendekapnya dengan erat saat aku merasakan orgasmeku dan menyemprotkan cairan cintaku di dalam memek nya.
Tia menghempaskan tubuhnya di pinggir bak mandinya. Peluh dan rasa nikmat menjalar di tubuh kami berdua. Dengan penis masih tertancap di memek nya, aku membelai lembut rambutnya dan memberi kecupan sayang ke pelipis kirinya. Tia berbalik dan mengecup lembut bibirku.
Di kamar, aku duduk di pingir tempat tidur dan menarik Tia agar duduk di pangkuanku. Tia mengerti dengan permainanku kali ini. Dengan segera mengambil posisi untuk duduk dan memasukkan kontol ku ke dalam memek nya. Sedikit-demi sedikit kontol ku amblas ke dalam memek nya Tia yang duduk berhadapan denganku. Setelah masuk semua, aku mencium bibirnya yang indah itu dengan penuh nafsu dan bersemangat.
Tia merespon ciumanku dengan menyedot ujung lidahku, sambil berusaha melucuti kaosku.
Akupun tidak ketinggalan, ikut pula dalam program pelucutan kaos. Setelah BH aku buka, maka terpampanglah Payudaranya yang indah. Tidak besar, tapi membuat nafsuku tambah bergelora. Walaupun ada sedikit lipatan-lipatan lemak di tubuhnya (karna kurang olah raga), nafsuku bertambah naik saat melihat tubuhnya bugil.
Sambil bergerak naik turun, tubuhnya tidak luput aku serang dengan remasan dan jilatan lidahku. Dengan tangan kiri meremas payudara kanannya, aku menyedot gemas payudara kirinya dengan memainkan putingnya dengan ujung lidahku. Kemudian, aku menjilati dan mencium setiap senti tubuhnya bagian depan sambil meremas pantatnya dari depan. Sementara Tia mengerakkan tubuhnya semakin liar, naik turun dan memutarkan pantatnya. Saat itu kontol ku seperti diremas dari atas, nikmat dan panas. Seiring dengan waktu, gejolak orgasmepun semakin dekat.
Gerakan-gerakan Tia yang dibuat semakin orgasmeku tidak tertahan. Dengan dekapan yang kencang pada tubuh Tia, aku merapatkan tubuhnya padaku sambil melepas orgasmeku yang kesekian. Setelah itu aku mencim leher dan bibirnya dengan mesra. Aku tahu Tia belum sampai. Oleh sebab itu masih dalam pelukanku, aku mengangkat tubuhnya dan meletakkan di tempat tidur. Dengan gaya konvensional, aku setubuhi kembali tubuhnya dari atas. Tubuhnya yang indah, dan wajahnya yang cantik tidak membuat sulit menaikkan libidoku. Dengan memegang pergelangan tangannya di kiri dan kanan kepalanya, aku menjilati tubuhnya dan buah dadanya, tidak ketinggalan lengan dan ketiaknya.
Bunyi khas vagina yang becek karena cairannya dan spermaku, ditambah tubuhnnya yang berguncang karena sodokanku, menambah nafsu untuk mengentot nya kian memuncak. Tia yang telentang dengan kaki kakinya melebar, segera mengunci tubuhku rapat-rapat. Diiringi dengan desahan panjang dan erangan tertahan, iapun orgasme dalam pelukanku.
Setelah reda, aku merapatkan kakinya didepanku. Sambil memeluk kakinya, aku mengentot nya untuk mendapatkan kenikmatan puncak. Dan terjadilah, dengan melepas pelukanku pada kakinya dan memeluk tubuhnya rapat-rapat, segera aku hentakan kontol ku sedalam dalamnya pada liang memeknya yang masih sangat legit dengan empotannya yang dahsyat, dan menyemburlah cairan pejuhku sederas-derasnya. Masih dalam posisi memeluk, aku menciumnya kembali. Senyuman manispun terhampar diwajahnya, walau aku melihat ada rasa letih pada wajahnya. Aku mencium seluruh wajah dan dagunya
Setelah hari itu, aku masih sering bertemu dengan Tia di kantor. Baik di jam makan siang, atau setelah jam kantor, aku masih menyempatkan diri bertemu dengannya sesuai dengan janjiku. Hanya saja aku harus tetap menghilangkan perasaanku yang sebenarnya padanya. Walau pada kenyataannya aku beberapa kali ngewe dengannya, perasaan sayangku padanya, dapat aku pendam dengan nafsuku itu.
Beberapa kali aku mengentoti nya setelah kejadian itu. Baik di Kontrakannya atau di hotel dekat kantorku. Kalau keinginan kami sudah memuncak, pernah kami lakukan dikantor. Dengan menghadap ke kaca gedung, kami melakukannya dengan cepat sambil menikmati pemandangan kota Jakarta dari balik kaca. Sudah tentu kami melakukannya dengan posisi berdiri dan berpakaian lengkap! Hanya menyibakkan roknya (pernah dengan celana panjang) dan aku cukup membuka resletingku, aku mengentot nya dari belakang. Atau berhadap-hadapan dengan kaki Tia yang satu naik keatas kursi. Walaupun ruangan yang kami pergunakan adalah ruangan sisa tidak terpakai di belakang ruangan utama dan kedap suara, kami tetap merasa was-was dan hati-hati bila bermain sex.
Demikianlah kisa cerita ngewe ku dengan Tia walaupun telah ku samarkan, aku rasa ia akan tahu siapa yang diceritakan diatas. Kalaupun Tia membaca cerita ngentot ini, yaaa… maafin aku Ti..
Cerita Ngewe Memek Dengan Teman Sekantor, Tamat…
“Ouhhhhhhhh, dohh.. shhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” desah Tia begitu menggebu.
“Sorry banget, Tiaaaaaa.. Aku nggak kuat.. Aku pengen ngentotin memek kamu lagi, ya.. Sebentar aja.. Shhhhhhhttttt..” kata aku kemudian.
“Ouh, nikmat amat sehhh…… Ahh..” Tia merem melek
Akupun
mulai bekerja kembali menggejontkan kejantanan Kontol ku perlahan-lahan
namun pasti. Setelah itu aku merebahkan diatas dan sejajar dengan Tia. Aku ngentotin memeknya sambil meremas payudaranya
dari balik branya. Remasan demi remasan, entotan demi entotan aku
berikan secara tulus kepada Tia. Nikmat sekali persetubuhan kami ini.
Aku melakukannya sambil sesekali menciumi leher dan bibirnya apabila
kepalanya berpaling kesamping. Beberapa saat kemudian, Tia yang sudah
memuncak pada saat aku menjilati Memek nya, mendongakkan kepalanya
sambil menaikkan pantatnya untuk memberi jalan Kontol ku agar lebih
masuk lagi.“Sorry banget, Tiaaaaaa.. Aku nggak kuat.. Aku pengen ngentotin memek kamu lagi, ya.. Sebentar aja.. Shhhhhhhttttt..” kata aku kemudian.
“Ouh, nikmat amat sehhh…… Ahh..” Tia merem melek
“Ahhhhh… Berengsekk!!!…Akuu.. Keluaarr nihhh..” Tia berteriak sangat keras
“Aku juga.. OOOOOooooooo” kataku yang sudah dari tadi menahan gejolak klimaks ku.
Dengan posisi mendekap dari belakang, akupun memuntahkan sepermaku di dalam Memek nya,
yang disusul kemudian dengan orgasme Tia. Rasa nikmat menjalari kami
berdua, saat memuntahkan cairan kami masing-masing. Persetubuhan yang
kami lakukan memang singkat, tapi menimbulkan kenikmatan tersendiri.
Terlebih aku, yang memang sudah menginginkan ngentotin memek Tia dari
dulu.“Aku juga.. OOOOOooooooo” kataku yang sudah dari tadi menahan gejolak klimaks ku.
Rasa puas, nikmat dan sayang menyatu dalam tubuhku, seolah tidak ingin lepas, aku mendekapnya sambil terus memberi kecupan-kecupan pada bibir, pipi dan lehernya. Kemudian aku merebahkan badanku disampingnya. Sambil tersenyum manis sekali, Tia membelai dadaku yang masih terbungkus kaos dan berkata.
“Sayang, kamu cape nggak? Kalo cape istirahat disini aja, yah?”
“Nggak, aku malah bahagia bisa berbagi rasa dengan kamu hari ini. Kamu senang nggak?” Aku membalasnya dengan membelai wajahnya yang manis itu sambil menjawab.
Tia mengangguk sambil tersenyum manis kepadaku,“Nggak, aku malah bahagia bisa berbagi rasa dengan kamu hari ini. Kamu senang nggak?” Aku membalasnya dengan membelai wajahnya yang manis itu sambil menjawab.
“Dari
dulu aku memang sudah tertarik dan suka dengan kamu. Dimataku, kamu
orangnya baik, kalem, dan sopan. Aku juga sudah menduga bahwa kamu bisa
ngentot berkali kali tanpa letih. Terbukti kamu sudah orgasme 2 kali
kamu malah terlihat segar. Kok, kamu bisa seperti itu sih, minum obat
ya?”
Aku mendengarkanya sambil berulang-ulang mengecup lengannya dan kemudian membelai wajahnya kembali.
“Minum
obat? Obat apaa? Obat-abit? Hehehehe.. Enak aja. Aku kan nggak ada
persiapan kalau akhirnya aku ML sama kamu? Eh, semalem aku sih emang
minum obat diare..?” jawabku enteng.
“Eh, emang kamu kenapa?” tanya Tia kemudian.
“Sakit perut laa.. Emang sakit panu?”
“Sekarang masih nggak?”
“Nggak… Udah sembuh kok, kenapa?” tanyaku.
“Ooh.. Kirain masih sakit perut.. Bisa gawat! Kalo kamu orgasme, yang keluar bukan dari penis, tapi dari pantat! Kalo gitu kan, gue yang bingung, Hahaha..”
“Idiidih.., jorok amat sih, kamu!! Nggak disangka, cantik-cantik jorok, hahahaha”
“Ee.. Jangan asal ya! Gini-gini juga, Kamu mau ama gue! Buktinya mau jilatin vagina gue.. Dari depan sama dari belakang, kan?”
“Habis.. aku kan emang pengen banget nyetubuhi kamu? Lihat pantat kamu aja aku udah horny.. Apalagi bersetubuh!”
Tia
tertawa mendengar celotehanku itu. Kemudian aku bangun untuk meneguk
segelas air yang tadi diletakkan di meja. Sementara Tia ke kamar mandi,
aku yang sudah selesai minum mengikutinya. Di dalam kamar mandi, Tia
membasuh memek nya dengan air, kemudian mengeringkannya dengan handuk.
Aku memperhatikannya dengan seksama. Setelah selesai mengeringkan memek
nya, aku menghampirinya. Dengan memberi kecupan mesra pada tengkuknya,
aku berkata.“Eh, emang kamu kenapa?” tanya Tia kemudian.
“Sakit perut laa.. Emang sakit panu?”
“Sekarang masih nggak?”
“Nggak… Udah sembuh kok, kenapa?” tanyaku.
“Ooh.. Kirain masih sakit perut.. Bisa gawat! Kalo kamu orgasme, yang keluar bukan dari penis, tapi dari pantat! Kalo gitu kan, gue yang bingung, Hahaha..”
“Idiidih.., jorok amat sih, kamu!! Nggak disangka, cantik-cantik jorok, hahahaha”
“Ee.. Jangan asal ya! Gini-gini juga, Kamu mau ama gue! Buktinya mau jilatin vagina gue.. Dari depan sama dari belakang, kan?”
“Habis.. aku kan emang pengen banget nyetubuhi kamu? Lihat pantat kamu aja aku udah horny.. Apalagi bersetubuh!”
“Ti, aku mau lagi, boleh ya?”
Dengan
posisi berdiri, aku sisipkan kontol ku yang sudah agak mengeras ke
memek nya dari belakang, sementara tanganku yang satu meremas
payudaranya dari dalam bajunya. Setelah mengangguk, Tia merespon dengan
menunggingkan pantatnya, dengan mengangkat satu kakinya ke kakus.
Diiringi dengan desahan panjang.. Aku menggenjotnya perlahan-lahan.
Desahan demi desahan mengiringi menit dan gerakan kami yang semakin
kencang. Dalam posisi yang sama itu kami melewati kenikmatan bersetubuh
dengan rasa sayang dan mesra.Sambil berpegangan di pinggir bak mandi, Tia merespon setiap gerakan aku yang mengentot nya sambil meremas pantatnya yang kenyal. Akhirnya persetubuhan kami itu diakhiri dengan jeritan tertahan dari Tia yang merespon orgasmenya, sementara aku mendekapnya dengan erat saat aku merasakan orgasmeku dan menyemprotkan cairan cintaku di dalam memek nya.
Tia menghempaskan tubuhnya di pinggir bak mandinya. Peluh dan rasa nikmat menjalar di tubuh kami berdua. Dengan penis masih tertancap di memek nya, aku membelai lembut rambutnya dan memberi kecupan sayang ke pelipis kirinya. Tia berbalik dan mengecup lembut bibirku.
Setelah itu sambil memegang kontol ku, Tia berkata “Aku bersihkan, ya?”
Dengan
tersenyum aku mengangguk. Kemudian Tia mengambil gayung dan mulai
membersihkan kontol ku. Setelah mengeringkan dengan handuk, sambil
berjongkok Tia mengocok kontol ku dengan perlahan, kemudian mengulumnya
dengan lembut sekali. Aku menikmati permainannya dengan memejamkan
mataku. Rasa nikmat dan geli menjalar di dalam tubuhku dengan cepat. Aku
menariknya berdiri dan mencium bibirnya dengan dahsyat sambil memainkan
klitorisnya. Kemudian menariknya kembali ke kamar tidur.Di kamar, aku duduk di pingir tempat tidur dan menarik Tia agar duduk di pangkuanku. Tia mengerti dengan permainanku kali ini. Dengan segera mengambil posisi untuk duduk dan memasukkan kontol ku ke dalam memek nya. Sedikit-demi sedikit kontol ku amblas ke dalam memek nya Tia yang duduk berhadapan denganku. Setelah masuk semua, aku mencium bibirnya yang indah itu dengan penuh nafsu dan bersemangat.
Tia merespon ciumanku dengan menyedot ujung lidahku, sambil berusaha melucuti kaosku.
Akupun tidak ketinggalan, ikut pula dalam program pelucutan kaos. Setelah BH aku buka, maka terpampanglah Payudaranya yang indah. Tidak besar, tapi membuat nafsuku tambah bergelora. Walaupun ada sedikit lipatan-lipatan lemak di tubuhnya (karna kurang olah raga), nafsuku bertambah naik saat melihat tubuhnya bugil.
Sambil bergerak naik turun, tubuhnya tidak luput aku serang dengan remasan dan jilatan lidahku. Dengan tangan kiri meremas payudara kanannya, aku menyedot gemas payudara kirinya dengan memainkan putingnya dengan ujung lidahku. Kemudian, aku menjilati dan mencium setiap senti tubuhnya bagian depan sambil meremas pantatnya dari depan. Sementara Tia mengerakkan tubuhnya semakin liar, naik turun dan memutarkan pantatnya. Saat itu kontol ku seperti diremas dari atas, nikmat dan panas. Seiring dengan waktu, gejolak orgasmepun semakin dekat.
Gerakan-gerakan Tia yang dibuat semakin orgasmeku tidak tertahan. Dengan dekapan yang kencang pada tubuh Tia, aku merapatkan tubuhnya padaku sambil melepas orgasmeku yang kesekian. Setelah itu aku mencim leher dan bibirnya dengan mesra. Aku tahu Tia belum sampai. Oleh sebab itu masih dalam pelukanku, aku mengangkat tubuhnya dan meletakkan di tempat tidur. Dengan gaya konvensional, aku setubuhi kembali tubuhnya dari atas. Tubuhnya yang indah, dan wajahnya yang cantik tidak membuat sulit menaikkan libidoku. Dengan memegang pergelangan tangannya di kiri dan kanan kepalanya, aku menjilati tubuhnya dan buah dadanya, tidak ketinggalan lengan dan ketiaknya.
Bunyi khas vagina yang becek karena cairannya dan spermaku, ditambah tubuhnnya yang berguncang karena sodokanku, menambah nafsu untuk mengentot nya kian memuncak. Tia yang telentang dengan kaki kakinya melebar, segera mengunci tubuhku rapat-rapat. Diiringi dengan desahan panjang dan erangan tertahan, iapun orgasme dalam pelukanku.
Setelah reda, aku merapatkan kakinya didepanku. Sambil memeluk kakinya, aku mengentot nya untuk mendapatkan kenikmatan puncak. Dan terjadilah, dengan melepas pelukanku pada kakinya dan memeluk tubuhnya rapat-rapat, segera aku hentakan kontol ku sedalam dalamnya pada liang memeknya yang masih sangat legit dengan empotannya yang dahsyat, dan menyemburlah cairan pejuhku sederas-derasnya. Masih dalam posisi memeluk, aku menciumnya kembali. Senyuman manispun terhampar diwajahnya, walau aku melihat ada rasa letih pada wajahnya. Aku mencium seluruh wajah dan dagunya
“Kamu letih sekali, Ti. Kamu istirahat dulu, yah?”
Tia merengut “Emang, kamu mau kemana, pulang?”
“Iyaa.. Udah mau malem, Ti. Nanti kalau malem-malem aku tiba-tiba berubah jadi semangka gimana?” kataku kemudian.
“Biarin!! Aku taruh aja di kulkas. Kan, aku bisa ngeluarin kapan aja aku mau..”
“Maksud kamu, aku harus tinggal disini, gitu?” kataku dengan lembut.
Tia diam mendengar pertanyaanku. Tiba-tiba tangannya bergerak, kemudian memelukku rapat-rapat.Tia merengut “Emang, kamu mau kemana, pulang?”
“Iyaa.. Udah mau malem, Ti. Nanti kalau malem-malem aku tiba-tiba berubah jadi semangka gimana?” kataku kemudian.
“Biarin!! Aku taruh aja di kulkas. Kan, aku bisa ngeluarin kapan aja aku mau..”
“Maksud kamu, aku harus tinggal disini, gitu?” kataku dengan lembut.
“Tia,
walau bagaimanapun aku harus tetap pulang, yah? Kapanpun kamu mau jalan
atau bertemu, aku usahakan pasti datang, kok. Nggak enak, nanti kalau
ketauan sama pacar kamu, gimana?”.
Perkataanku itu membuat
pikiranku kosong beberapa saat. Sebenarnya aku berkata seperti itu
dengan penuh pertentangan didalam batinku. Aku memang suka sekali dengan
Tia sejak dulu. Tapi karena ia sudah punya tunangan dan kami beda
prinsip, aku kemudian mundur. Oleh sebab itu akhirnya aku mengalihkan
perhatianku kepada Devi, yang masih satu prinsip denganku. Walau
akhirnya dia menikah dengan teman kuliahnya. Walau dengan berat hati,
akhirnya Tia mengizinkan aku pulang. Sebenarnya aku memang ingin sekali
menerima tawarannya untuk menginap di Kontrakannya. Tetapi ada banyak
hal yang harus aku utamakan, tidak hanya sex atau perasaan sayangku
padanya.Setelah hari itu, aku masih sering bertemu dengan Tia di kantor. Baik di jam makan siang, atau setelah jam kantor, aku masih menyempatkan diri bertemu dengannya sesuai dengan janjiku. Hanya saja aku harus tetap menghilangkan perasaanku yang sebenarnya padanya. Walau pada kenyataannya aku beberapa kali ngewe dengannya, perasaan sayangku padanya, dapat aku pendam dengan nafsuku itu.
Beberapa kali aku mengentoti nya setelah kejadian itu. Baik di Kontrakannya atau di hotel dekat kantorku. Kalau keinginan kami sudah memuncak, pernah kami lakukan dikantor. Dengan menghadap ke kaca gedung, kami melakukannya dengan cepat sambil menikmati pemandangan kota Jakarta dari balik kaca. Sudah tentu kami melakukannya dengan posisi berdiri dan berpakaian lengkap! Hanya menyibakkan roknya (pernah dengan celana panjang) dan aku cukup membuka resletingku, aku mengentot nya dari belakang. Atau berhadap-hadapan dengan kaki Tia yang satu naik keatas kursi. Walaupun ruangan yang kami pergunakan adalah ruangan sisa tidak terpakai di belakang ruangan utama dan kedap suara, kami tetap merasa was-was dan hati-hati bila bermain sex.
Demikianlah kisa cerita ngewe ku dengan Tia walaupun telah ku samarkan, aku rasa ia akan tahu siapa yang diceritakan diatas. Kalaupun Tia membaca cerita ngentot ini, yaaa… maafin aku Ti..
Cerita Ngewe Memek Dengan Teman Sekantor, Tamat…
Thank for your sharing this post.
BalasHapusBeauty
Beauty
~ OBAT KUAT
~ obat kuat
~ obat kuat
Obat Kuat
~ obat kuat
~ obat kuat viagra
~ obat kuat
~ obat kuat viagra
~ obat kuat cialis
TRAVEL
~ pembesar penis jakarta
~ vimax asli
~ alat sex pria
obat kuat adalah obat penambah vitalitas bisa untuk pria dan wanita
untuk berhubungan intim khusus bagi mereka yg sudah menikah.
http://pembesarpenisjakarta.com
http://obatkuatalong.drupalgardens.com/
http://obatkuatalong.edublogs.org/
http://viagra-id.com
http://fatmafarma.com
http://obatkubagus.com
http://rajavimax.com
http://juraganobatimport.com